KLH Sebut Radioaktif Cesium-137 di Cikande Bisa Larut Air dan Terbawa Udara Jika Tak Dikendalikan
Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan zat radioaktif cesium-137 (Cs-137) yang ditemukan di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, memiliki sifat mudah larut air dan berpotensi terbawa udara jika tidak dikendalikan dengan baik.
“Kalau ini sifatnya bisa larut ke air, jadi sepanjang kita tidak melewati batas-batas yang sudah ditetapkan, mudah-mudahan aman,” ujar Hanif dikutip dari ANTARA, Rabu (8/10/2025).
Risiko Penyebaran Cesium-137 Melalui Udara dan Air
Hanif menjelaskan, risiko penyebaran tidak hanya melalui air hujan, tetapi juga lewat debu yang bisa menjadi airborne (terbawa udara). Karena itu, petugas di lapangan diwajibkan menggunakan hazmat suit untuk mencegah paparan.
“Dia tidak menular, sepanjang orang tidak lewat situ. Tapi kalau debunya menempel ke baju, bisa terbawa,” tambah Hanif. Ia juga menegaskan bahwa masyarakat di luar area terkontaminasi tidak perlu panik, namun tetap harus mengikuti arahan pemerintah.
Tindakan Pemerintah dan Edukasi Masyarakat
Saat ini, tim dari Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi Cikande. Hal ini dilakukan agar warga memahami potensi bahaya tanpa menimbulkan kepanikan.
Sebelumnya, sebanyak 9 orang dilaporkan terindikasi positif terpapar radioaktif cesium-137 melalui pemeriksaan whole body counter (WBC), dan 6 orang positif melalui hasil surveymeter. Namun, seluruh pasien sudah dalam kondisi baik.
Pasien Terpapar Cesium-137 Sudah Dipulangkan
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa pasien hanya dirawat satu hari dan sudah diberi obat untuk dikonsumsi beberapa waktu ke depan. “Pasien sudah pulang, tidak dirawat lama, tanpa gejala, dan kondisi baik,” ujarnya kepada detikcom.
Langkah Pencegahan dan Pengawasan KLH
KLH memastikan bahwa setiap titik di sekitar kawasan industri Cikande terus diawasi dengan alat pendeteksi radiasi. Pemerintah juga menyiapkan rencana mitigasi jangka panjang agar kontaminasi tidak menyebar ke area permukiman dan sumber air warga.
- Monitoring kualitas udara dan air di sekitar lokasi
- Pemasangan alat pengukur radiasi di radius 1-5 km
- Edukasi langsung kepada masyarakat sekitar
- Koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mitigasi
Hanif berharap, kerja sama lintas lembaga ini bisa memastikan keselamatan publik dan meminimalisasi dampak jangka panjang. “Yang penting kita pastikan paparan ini tidak menyebar, dan semua warga dalam kondisi aman,” tutupnya.
Reporter: Tim Redaksi PRIMBON178 | Editor: News Desk