5 Fakta Tembok Sekolah di Palmerah Roboh Timpa Motor dan Tutup Akses Warga

Insiden tembok sekolah di Palmerah roboh pada Kamis (20/11/2025) menimbulkan kepanikan warga Kelurahan Kota Bambu Utara, Jakarta Barat. Tembok pembatas milik SDN 01, SDN 02, dan SMPN 130 itu roboh dan menimpa beberapa sepeda motor serta bagian depan rumah warga. Peristiwa terjadi saat wilayah tersebut diguyur hujan gerimis, di tengah berlangsungnya proyek renovasi sekolah.

Reruntuhan tembok sekolah di Palmerah yang menimpa motor dan menutup akses warga

Tembok pembatas sekolah di Palmerah roboh dan menimpa motor warga.

Berikut 5 fakta lengkap terkait kejadian tembok roboh di Palmerah.

1. Tembok Sudah Terlihat Goyang Sebelum Roboh

Seorang warga bernama Cici (51) menuturkan bahwa sebelum kejadian, tembok setinggi tiga meter itu sudah terlihat goyang. Saat sedang berada di depan warungnya, ia melihat struktur tembok tampak tidak stabil.

“Udah kelihatan mau roboh. Goyah banget temboknya,” kata Cici dalam keterangannya kepada wartawan.

Tak lama kemudian, tembok itu ambruk dengan suara keras. Cici segera berlari masuk ke rumah untuk menyelamatkan diri. Beruntung, tidak ada korban luka. Namun empat sepeda motor tertimpa dan belum dapat dievakuasi.

2. Warga Alami Kerugian Materi

Selain motor yang rusak, robohnya tembok juga menimpa tiang listrik yang berada dekat rumah warga. Beberapa kabel sempat mengeluarkan percikan api sehingga rumah Cici tidak dapat dimasuki sementara waktu.

Cici mengeluhkan kerugian lain, seperti atap asbes bocor akibat tiang listrik yang tertarik ke bawah. Usahanya juga terhenti sementara karena area depan rumah terhalang reruntuhan tembok.

Ia berharap pihak terkait, khususnya pelaksana proyek renovasi sekolah, memberikan ganti rugi serta segera membersihkan lokasi agar aktivitas warga kembali normal.

3. Runtuhan Tembok Menutup Akses Warga

Runtuhan tembok menyebabkan keberadaan akses gang tertutup total. Warga yang ingin melintas terpaksa harus mengambil jalur memutar. Selain itu, kabel listrik yang turut tertarik ke bawah menggantung rendah dan membahayakan warga.

Tanah galian proyek yang telah bercampur dengan hujan membentuk gundukan lumpur tinggi, hampir setinggi tembok tiga meter yang roboh. Polisi memasang garis pembatas agar warga tidak mendekati area berbahaya tersebut.

Beberapa bagian tembok lain yang berada dalam satu garis juga terlihat rapuh dan miring sehingga petugas meminta warga, termasuk anak-anak, menjauh dari lokasi.

4. Warga Tuntut Ganti Rugi dan Penyelesaian Cepat

Ketua RW 02 Kota Bambu Utara, Decky Ohei, menyatakan bahwa warga sudah melaporkan kejadian kepada Dinas Pendidikan, pihak kelurahan, kecamatan, hingga pelaksana proyek.

“Kami meminta sisa-sisa reruntuhan segera dirapikan,” kata Decky.

Warga terdampak mengaku aktivitas mereka terganggu, bahkan salah satu rumah tidak bisa dihuni akibat kabel listrik turun dan puing tembok yang menumpuk di depan gang.

Tembok lain yang sudah tua dan tidak layak juga diminta untuk segera dirobohkan demi keselamatan.

5. Wali Kota Jakarta Barat Minta Proyek Bertanggung Jawab

Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, meminta pelaksana proyek renovasi sekolah bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Uus menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh dirugikan oleh aktivitas pembangunan.

“Pelaksana harus bertanggung jawab. Jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan,” ujarnya.

Ia juga meminta Suku Dinas Pendidikan menangani masalah tersebut secara cepat dan menyeluruh, termasuk memberikan pendampingan bagi warga yang mengalami trauma.

Faktor pemicu robohnya tembok diduga berasal dari tumpukan tanah galian yang tidak tertahan serta hujan deras yang memperlemah struktur tembok lama.

Kesimpulan

Insiden tembok sekolah di Palmerah roboh menjadi peringatan penting mengenai keselamatan proyek pembangunan, terutama di area padat penduduk. Dengan banyaknya kerugian warga dan akses yang tertutup, penyelesaian cepat serta pertanggungjawaban jelas dari pelaksana proyek sangat diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang.

By 0nl6l

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *